Sabtu, 04 Juni 2011

E-BUSINESS

Memiliki situs web perusahaan bagi sebagian orang dianggap merupakan langkah dalam mewujudkan e-business bagi suatu usaha. Tidak ada yang salah dalam anggapan seperti itu. Dan wajar pula bila kemudian situs web tersebut direncanakan untuk dikembangkan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk pada akhirnya menjadi sebuah sistem yang mampu melakukan transaksi ataupun kegiatan bisnis lainnya, karena situs web perusahaan atau homepage bagi perusahaan hanyalah tahapan paling awal dari suatu skenario panjang untuk bertransformasi menjadi suatu sistem e-business. Dan, proses transformasi sebuah situs web statis yang hanya merupakan bentuk digital company profile perusahaan menjadi sebuah sistem e-business yang handal, seringkali bukanlah hal yang sederhana.

Dengan segera akan terasa kebutuhan untuk menggabungkan informasi dan aktivitas di web dengan sistem yang ada dan telah dijalankan dalam operasi bisnis sehari-hari. Informasi mengenai pesanan pembelian yang diterima melalui email untuk kemudian di entry ulang dalam modul penjualan dianggap tidak efisien dalam prakteknya, informasi ketersediaan suatu jenis produk yang ditampilkan di web sesuai dengan kondisi inventory yang sesungguhnya, merupakan sedikit contoh mengenai pentingnya keterpaduan antara situs web dengan sistem internal yang ada.

Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam perencanaan pembangunan sebuah sistem e-business yang benar-benar dapat menunjang operasi bisnis yang akan diletakkan dan dijalankan di atas infrastruktur yang dipersiapkan. Menjadi sebuah kesalahan besar – walaupun banyak terjadi pada beberapa perusahaan – apabila kemudian dianggap hal ini merupakan tanggung jawab bagian teknologi semata untuk mempersiapkan dan merancangnya. Setiap keputusan untuk pemilihan dan penggunaan suatu teknologi haruslah didasarkan atas kebutuhan dan aturan proses bisnis yang ada.

Dalam mendesain suatu arsitektur e-business, perlu diperhatikan beberapa hal penting. Diantaranya adalah mengenai profil pelanggan atau customer profile, di sini sangatlah penting untuk mengenal secara lebih mendalam mengenai latar belakang, perilaku konsumsi maupun data-data penting lainnya untuk kemudian digunakan sebagai dasar dalam menentukan berbagai fasilitas dan kemudahan yang ingin ditawarkan. Dengan kemungkinan yang hampir tanpa batas di alam maya ini, tentunya interaksi yang menjadi kekuatan utama bisnis berbasis internet dibandingkan bisnis konvensional, haruslah dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pendekatan personal atau customized menjadi pilihan utama saat ini, kemudahan untuk menawarkan produk dan jasa sesuai dengan selera dan kondisi tiap-tiap pelanggan memang harus didukung oleh suatu data profil pelanggan yang lengkap dan akurat, dan kadang data-data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber yang tersebar. Di sinilah kemudian peran perangkat lunak database dan utility untuk mengembangkannya menjadi sangat vital, pemilihan jenis dan vendor misalnya, tentu harus sejalan dengan pilihan preferensi untuk basis teknologi yang akan digunakan, dan pemilihan preferensi basis teknologi juga disesuaikan dengan strategi perusahaan secara global.

Aturan bisnis atau business rule yang akan dijalankan dalam e-business ini juga memainkan peranan penting. Aturan yang sudah dibakukan akan sangat memudahkan dalam merancang sistem komputerisasi yang akan diangun. Aturan ini ada yang sifatnya eksplisit seperti “Jika pembelian minimal mencapai 100 unit, akan diberikan potongan harga 5 %” atau “ Untuk pembelian jenis produk A tersedia kesempatan untuk membeli jenis produk B dengan potongan harga 50 %” dan aturan – aturan sejenis lainnya. Ada juga aturan lain yang sifatnya implisit, “Karena klien A adalah perusahaan yang sudah lama menjalin hubungan bisnis, maka untuk pengiriman ke luar kota untuk kota-kota tertentu, tidak dikenakan biaya pengiriman”. Untuk aturan bisnis yang terakhir ini, sering kali sulit untuk software atau program komputer melakukan pengkondisian dan melakukan suatu proses tertentu, akhirnya akan lebih banyak peran manusia dalam proses pengambilan keputusan. Di sinilah peran perancangan perangkat lunak atau program yang akan dijalankan menjadi sangat penting. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan sebuah sistem yang memiliki kecerdasan tinggi juga akan sangat tinggi.

Dari dua hal tersebut, jelaslah bahwa pihak yang bertanggung jawab dalam hal operasi bisnis dan pihak yang bertanggung jawab dalam hal teknologi harus dapat berjalan seiring dan mempunyai kesamaan pandangan dalam merumuskan dan mengimplementasikan visi perusahaan secara keseluruhan. Setelah itu baru ditentukan langkah – langkah dan tahapan – tahapan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan sistem e-business secara lengkap.

Beberapa tahapan yang umumnya dilalui perusahaan menuju terciptanya suatu sistem e-business yang handal meliputi penyampaian informasi mengenai produk dan jasa serta profil perusahaan, menyediakan dukungan pelanggan atau customer support atas produk dan jasa yang dijual, memberikan fasilitas transaksi online, fasilitas interaksi dengan sentuhan personal dan pada akhirnya membangun komunitas di antara para pelanggan. Sejauh ini belum banyak perusahaan berbasis internet di Indonesia yang telah mencapai seluruh tahapan tadi, kebanyakan mereka baru sampai pada tahap memberikan fasilitas transaksi online, namun itupun jumlahnya baru sedikit dan fasilitas transaksi yang ditawarkan masih jauh dari sempurna. Dengan alasan klasik seperti kesiapan infrastruktur seperti proses perbankan maupun masalah keamanan bertransaksi di internet, hal ini sering dapat dimaklumi dan diterima begitu saja, padahal kedua hal tersebut hanyalah bagian kecil dari unsur – unsur yang diperlukan dalam menciptakan suatu proses e-business yang handal, itupun bukan tanpa solusi.

Sudah saatnya bagi para pemain dan pelaku bisnis yang mulai memasuki arena pertempuran e-business untuk lebih kreatif dan jeli dalam menyediakan dan menawarkan produk dan jasa mereka dengan bantuan teknologi internet ini. Transformasi dari bisnis konvensional ke digital bukan hanya sekedar menggunakan teknologi canggih, tetapi jauh lebih penting adalah nilai tambah yang dapat dihasilkan dengan penggunaan teknologi internet. Dengan tidak adanya lagi batasan geografis, peluang pasar yang begitu besar terpampang di depan mata harus dapat dimanfaatkan seluas – luasnya. Peluang pasar yang besar tidak akan berarti apa – apa jika kita tidak dapat menarik minat dan perhatian mereka terhadap produk dan jasa yang kita tawarkan, apalagi seiring dengan terbukanya pasar yang luas berarti juga terciptanya persaingan yang semakin ketat dengan para pesaing yang juga tidak lagi dibatasi secara geografis. Sehingga kata kunci yang dapat dihasilkan di sini adalah kenyamanan dan kepuasan pelanggan, dan untuk mencapai itu tidak hanya tergantung kepada teknologi – infrastruktur, perangkat keras maupun perangkat lunak – yang canggih semata, namun juga kejelian menerapkan model bisnis yang tepat untuk target pasar yang tepat serta inovasi yang jeli dan konsisten.

1.1. Tujuh (7) Langkah Taktis untuk Sukses dalam e-Bisnis

Kebanyakan paradigma dari e-bisnis atau e-commerce selama ini dipengaruhi dan dikomandani oleh konsep-konsep dari dunia TI, padahal orang-orang TI bukanlah orang-orang bisnis. Selain itu, fakta bahwa program e-bisnis dari kebanyakan perusahaan menitikberatkan hanya pada sisi teknologinya saja dan proses bisnis itu sendiri. Namun inisiatif promosi dan pemasaran e-bisnis mereka tidak atau sangat sedikit dilakukan.

Itulah sebabnya mengapa e-bisnis membuat banyak orang di Indonesia khususnya para investor merasa jera. Mereka menyangka bahwa belum saatnya mereka memasuki dunia e-bisnis, padahal yang salah bukan bisnisnya, namun konsep membangun e-bisnis yang salah. Padahal satu hal yang PASTI bahwa internet tidak bisa dibendung lagi.Karena itu, sudah saatnya orang-orang bisnis dan pemasaran menjadi komandan dari strategi bisnis di Internet. Dan orang-orang TI sebagai support dari para marketer dan pebisnis. Karena itu, berikut ini, saya ingin memaparkan 7 langkah taktis untuk e-Bisnis yang berhasil.

Langkah 1 # FOKUS.

Kebanyakan orang yang ekspansi bisnis ke Internet, tidak fokus pada produk yang mereka jual. Mereka menjual apa saja dalam satu situs web mereka.

Padahal dalam dunia bisnis, sekelompok kategori produk harus dikoordinasi oleh seorang manajer produk, dan bila ada beberapa kategori produk, maka beberapa manajer produk harus membawahi masing-masing kategori produk tersebut.

Sedangkan dalam kasus e-bisnis, puluhan atau ratusan produk tidak memiliki manajer produk yang mengawasinya. Dan hanya diserahkan ke orang TI-nya saja. Jadi maksud saya, dalam hal ini adalah bahwa produk-produk yang dijual di Internet juga harus menjadi bagian yang fokus dari masing-masing manajer produk.

Langkah 2 # BANNER Berupa TEKS

Berdasarkan hasil riset, telah terbukti bahwa tingkat respons dari suatu “klik” lebih banyak berasal dari “banner berupa teks” bukan berasal dari “banner berupa gambar”. Kebanyakan orang, masih belum tahu dalam hal ini.

Konsep “banner berupa gambar” itu hanyalah konsep yang berasal dari orang-orang desainer web untuk mendatangkan nilai seni, bukan mendorong emosi ke sales karena efek dari “sales letter”, karena 90% penjualan hasil dari “sales letter” bukan hasil dari “entertainment” seperti melalui “banner gambar.”
Terus terang saja, bahwa respons yang diperoleh dari “banner berupa teks” JAUH lebih tinggi dari “banner berupa gambar”. Karena itu gunakan “banner berupa teks” yang ditaruh di suatu artikel atau kumpulan kalimat walaupun bisa dalam bentuk .jpeg. Namun upayakan agar tidak kentara bahwa itu adalah “banner”.

Langkah 3 # Ciptakan 2-level Afiliasi

Dalam dunia bisnis offline, sudah hal yang umum mereka memiliki reseller atau supplier maupun dealer yang membantu penjualan produk/bisnis mereka dan kemudian Anda memberikan “margin” atau “komisi” kepada mereka.

Nah, dalam dunia online, e-bisnis yang berhasil juga harus menciptakan program distribusi pemasaran seperti ini. Dan ini disebut sebagai Program Affiliate (afiliasi).

Dengan teknologi internet, Anda akan mampu membangun 2 tingkat afiliasi, maksudnya distributor penjualan utama dan agen penjualan kedua. Distributor/Dealer Utama mendapatkan komisi lebih besar, misalnya 20% dan supplier yang mengambil barang dari Dealer Utama tersebut mendapat komisi 5 atau 10%.

Dalam e-Bisnis, Anda memungkinkan memiliki banyak Dealer Utama dan banyak Dealer/Supplier kedua yang berada di bawahnya. Karena dalam dunia e-Bisnis, konsep afiliasi 2 tingkat adalah yang paling banyak diminati.

Langkah 4 # Manfaatkan Kekuatan Email

Email adalah aktivitas pertama yang paling banyak digunakan di Internet, kedua adalah situs pencari. Karena itu manfaatkan kekuatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh email. Maksud saya adalah pemasaran melalui email atas dasar persetujuan (permission), bukan spamming. Ingat, kebanyakan penjualan terjadi setelah beberapa kali di follow-up, bukan dari hasil instan karena kunjungan pertama mereka ke situs web Anda.

Langkah 5 # Menulis Artikel

Ingat kebanyakan penjualan adalah hasil dari proses edukasi atau sosialisasi, jadi jangan berpikir Anda bisa menjual kalau Anda malas menulis untuk mengedukasi bisnis/produk Anda. Jadi kalau e-Bisnis Anda, ingin berhasil, maka tim PR Anda harus mengedukasi calon pembeli melalui tulisan-tulisan yang informatif.

Langkah 6 # Lakukan e-Marketing

Sekitar 75% dari waktu tim pemasaran Anda harus berpusat pada pemasaran, kombinasikan antara strategi offline dan online. Karena kebanyakan dari kesalahan dalam e-Bisnis adalah mereka terlalu banyak mencurahkan waktu di proses bisnis serta teknologinya, hal ini memang tidak salah dan ini memang harus dilakukan oleh orang TI, namun Tim pemasaran di perusahaan Anda juga harus mengetahui teknik-teknik pemasaran online (eMarketing) bukan saja secara offline.

Langkah 7 # Komunikasi Instan

Kebanyakan dari kegagalan dalam e-bisnis adalah masalah soal kepercayaan dan komunikasi. Kepercayaan dapat ditingkatkan apabila komunikasi antara produsen dan konsumen berlangsung instan, cepat dan tidak tertunda.

Anda lihat bahwa banyak orang begitu lama mendapat jawaban email mereka dari pertanyaan yang mereka lontarkan. Anda harus simulasikan kecepatan dalam menjawab email yg memang sudah spesifik seperti layaknya percakapan komunikasi normal, yaitu melalui sistem multiple follow-up autoresponder. Silahkan masuk ke:

http://www.bjoconsulting.com/artikel/em/autoresponse.htm

sehingga Anda mendapatkan gambaran bahwa teknologi internet sanggup setidaknya dalam membuat komunikasi instan hanya dalam waktu 4 detik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah masukan bagi saya... :-)